Meningkatnya penggunaan kredit swasta oleh perusahaan asuransi jiwa untuk mengoptimalkan portofolio investasi dan menyelaraskan alokasi aset dengan liabilitas produk mendapatkan perhatian yang lebih besar dari regulator secara global, termasuk yang disoroti dalam laporan terbaru oleh firma riset keuangan, Moody’s.
Namun, peraturan mengenai investasi perusahaan asuransi sering kali sangat bervariasi menurut yurisdiksi.
Dalam laporan mereka, para analis melakukan analisis komprehensif terhadap rezim peraturan modal di AS, Bermuda, Eropa, dan Jepang, serta pemeriksaan alokasi portofolio investasi perusahaan asuransi jiwa di setiap yurisdiksi.
Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan peran variasi dalam peraturan persyaratan modal dan perhitungan cadangan dalam menentukan pilihan investasi perusahaan asuransi jiwa. Perlu digarisbawahi bahwa meskipun regulasi berperan sebagai pendorong signifikan alokasi aset, faktor-faktor lain seperti luasnya pasar modal juga memainkan peran penting.
Kesenjangan regional terlihat jelas dalam portofolio investasi perusahaan asuransi jiwa, dengan peningkatan yang signifikan dalam alokasi global terhadap aset kredit swasta dan tidak likuid dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini terjadi sangat cepat di Amerika Serikat dan Bermuda, dimana perusahaan asuransi jiwa juga menunjukkan eksposur yang signifikan terhadap aset terstruktur. Sebaliknya, perusahaan asuransi Eropa dan Jepang cenderung memprioritaskan obligasi negara dan ekuitas dalam komposisi aset mereka.
Perbedaan dalam strategi investasi ini sebagian disebabkan oleh variasi kerangka peraturan antar wilayah. Perbedaan dalam peraturan biaya modal mempengaruhi campuran aset perusahaan asuransi, dengan implikasi biaya transisi antar kelas aset berbeda secara signifikan antar rezim peraturan.
Selain itu, di yurisdiksi di mana tingkat diskonto yang lebih tinggi diterapkan untuk menghitung liabilitas, terdapat lingkungan yang menguntungkan bagi investasi perusahaan asuransi jiwa pada sekuritas pendapatan tetap yang tidak likuid dengan imbal hasil lebih tinggi.
Meskipun demikian, ketidakpastian seputar perlakuan peraturan terhadap sarana investasi baru, ditambah dengan pelepasan modal dari transfer aset dan kewajiban antar yurisdiksi, khususnya dari AS ke Bermuda, mendorong regulator untuk mengintensifkan pengawasan terhadap transaksi reasuransi dan aset kredit swasta.
Di wilayah dengan eksposur terbesar terhadap aset kredit swasta, seperti Amerika Serikat dan Bermuda, regulator cenderung menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk kelas aset tersebut. Sebaliknya, di Eropa, dimana eksposur terhadap kredit swasta relatif lebih rendah, para pembuat kebijakan dan regulator sedang mempertimbangkan penyesuaian peraturan untuk mendorong diversifikasi investasi perusahaan asuransi.